Lompat ke konten
Home » Konsep, Model & Teori Keperawatan

Konsep, Model & Teori Keperawatan

Keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu dan seni dalam merawat individu yang sakit. Ilmu ini dipelajari melalui kombinasi teori dan praktik dengan pendekatan ilmiah. Karena sifat ilmiahnya, pendidikan keperawatan diselenggarakan di perguruan tinggi untuk memastikan perkembangan pengetahuan tetap mempertahankan standar ilmiah, sehingga pelaksanaannya dalam praktik pelayanan dapat dipertanggungjawabkan.

Pengembangan ilmu keperawatan dimulai dengan merumuskan gagasan, ide, atau pemikiran awal yang kemudian berkembang menjadi konsep keperawatan. Konsep ini kemudian diperinci menjadi model keperawatan yang diujicobakan dalam situasi nyata, dan jika terbukti efektif, model tersebut dapat berkembang menjadi sebuah teori keperawatan. 

Pada kesempatan ini, kita akan mengulas pemahaman tentang konsep, model, dan teori keperawatan.

Konsep Keperawatan

Konsep merupakan dasar dari sebuah teori yang terdiri dari pemikiran, ide-ide, gagasan, atau pemahaman manusia terhadap suatu objek tertentu. Oleh karena itu, Kaplan dan Alligood (2017) menjelaskan bahwa konsep berperan sebagai fondasi untuk membangun sebuah teori, di mana teori tersebut mencerminkan suatu fenomena tertentu. Dalam hal ini profesi keperawatan terdapat berbagai macam konsep keperawatan seperti caring (perhatian) dan self-care (perawatan diri sendiri). Bahkan studi terhadap konsep, seperti yang dinyatakan oleh Bousso dkk. (2013), memiliki nilai penting karena konsep digunakan dalam pengembangan teori serta dapat meningkatkan praktik perawata yang profesional.

Model Keperawatan

Model adalah representasi yang menyerupai ide, konsep, atau gagasan seseorang. Dalam konteks keperawatan, model sering menggambarkan praktek yang ideal sesuai dengan harapan. Jadi, perawat memiliki pandangan tentang apa itu keperawatan dan bagaimana peran perawat dalam praktiknya. Selanjutnya dalam praktiknya, pasien atau klien menjadi subjek utama, dan cara pelayanan kepada pasien dipengaruhi oleh model keperawatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan. Oleh karena itu, menggunakan model keperawatan memiliki beberapa keuntungan, seperti meningkatkan pengakuan terhadap asuhan perawatan dari tenaga kesehatan lain seperti dokter dan ahli gizi, serta memberikan pandangan yang jelas tentang area dan tujuan asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat kepada semua pihak terkait.

Teori Keperawatan

Teori dalam konteks keperawatan adalah kumpulan ide, definisi, harapan, atau hubungan yang berasal dari model. Perbedaan utama antara model dan teori adalah tingkat abstraksi dan spesifikasinya. Model umumnya lebih abstrak dan berasal dari konsep global, sedangkan teori lebih terperinci, konkret, dan khusus dalam menggambarkan konsep-konsep. Dalam hal ini pada praktik keperawatan, berbagai teori keperawatan digunakan untuk menjelaskan nilai-nilai dan tujuan yang unik serta memberikan panduan yang tegas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.

Proses pengembangan teori keperawatan dapat melibatkan tiga pendekatan utama. Pertama, penggunaan teori-teori dari disiplin ilmu lain yang relevan dengan tujuan keperawatan dan mengintegrasikannya ke dalam ilmu keperawatan. Kedua, menganalisis situasi praktik keperawatan untuk mencari teori yang relevan dengan praktik tersebut. Ketiga, menciptakan kerangka konsep yang memungkinkan pengembangan teori keperawatan yang baru.

Ada berbagai teori keperawatan yang digunakan dalam praktik, termasuk Teori Orem, Teori Roy, Teori Henderson, Teori King, Teori Roger, Teori Neuman, Teori Johnson, dan Teori Ida Orlando. oleh karena itu, masing-masing teori ini memberikan panduan tentang bagaimana perawat dapat memberikan pelayanan kepada pasien berdasarkan pemahaman tentang kondisi dan kebutuhan pasien.

Orem

Dorothea Orem

Teori Orem adalah kerangka kerja yang kuat yang telah banyak digunakan dalam praktik keperawatan untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka dalam merawat diri sendiri. Teori ini berkaitan dengan konsep perawatan diri (self-care) sebagai elemen kunci dalam pemeliharaan kesehatan individu.

Latar Belakang

Dorothea Orem adalah seorang perawat yang mengembangkan Teori Self-Care. Pada tahun 1958-1959, dia bekerja sebagai konsultan pendidikan di Departemen Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan Amerika Serikat. Selama pekerjaannya ini, dia mempertanyakan kondisi kapan seseorang memerlukan perawatan dan akhirnya mengembangkan konsep “self-care” dalam keperawatan. Konsep ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1959.

Pada tahun 1965, Orem bekerjasama dengan fakultas universitas untuk membentuk Nursing Model Committee. Kemudian, pada tahun 1968, bagian dari komite ini, termasuk Orem, melanjutkan pekerjaan mereka melalui Nursing Development Conference Group (NDCG) untuk menghasilkan kerangka kerja konseptual dan menetapkannya dalam disiplin keperawatan.

Orem terus mengembangkan konsep “self-care” dan pada tahun 1971, dia menerbitkan “Nursing: Concepts of Practice.” Edisi pertama lebih berfokus pada individu, sementara edisi-edisi selanjutnya melibatkan unit dengan lebih luas, termasuk keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Konsep Utama

Teori Orem terdiri dari tiga konsep utama yang saling terkait:

  • Self Care (Perawatan Diri): Ini adalah aktivitas yang dilakukan individu untuk merawat dan memelihara kesehatannya.
  • Self Care Agency (Kemampuan Merawat Diri): Merupakan kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri.
  • Basic Conditioning Factors (Faktor Kondisi Dasar): Faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, status kesehatan, dan lingkungan yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan perawatan diri.

Self Care Requisite: 

Orem mengidentifikasi tiga kategori kebutuhan perawatan diri, yaitu:

Universal

Dijumpai pada setiap manusia dan berkaitan dengan proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Sebagai berikut : Pemenuhan intake udara, pemenuhan intake cariran, pemenuhan intake makanan, pemeliharaan keseimbangan antar aiktifitas dan istirahat, pemeliharaan keseimbangan interaksi social, mencegah ancaman kehidupan dan kesejahteraan manusia, asuhan proses eliminasi

Developmental

Hal ini berhubungan dengan tingkat perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal. Hal ini juga berkaitan dengan perubahan hidup seseorang. 

Health Deviation (perubahan kesehatan)

Timbul karena kesehatan yang tidak baik dan merupakan kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau ketidak mampuan yang menyebabkan perubahan dalam perilaku self care. 

Teori Self Care Deficit: 

Teori ini merupakan bagian terpenting dari Teori Orem. Itu menyatakan bahwa perawatan keperawatan diperlukan ketika seseorang tidak mampu melakukan perawatan diri secara efektif. Perawat membantu mengatasi defisit perawatan diri ini melalui berbagai metode, termasuk memberikan perawatan langsung, memberikan petunjuk, memberikan dukungan fisik dan psikologis, menciptakan lingkungan yang mendukung, dan memberikan pendidikan.

Teori Nursing System

Sistem keperawatan didesain oleh perawat untuk mencocokkan kebutuhan self care pasien dengan kemampuan pasien dalam melakukan self care melalui tiga kategori dan melalui lima metode bantuan.

Kategori bantuan:
  • Wholly Compensatory System: Dalam situasi ini, individu tidak dapat melakukan self care dan perawat memberikan perawatan sepenuhnya.
  • Partly Compensatory System: Pasien dan perawat memiliki peran yang lebih seimbang dalam memberikan perawatan.
  • Supportive Educative System: Individu dapat mempelajari atau membentuk kemampuan self care mereka tetapi memerlukan bantuan.
Metode bantuan:

Perawatan membantu klien dengan menggunakan lima metode bantuan yang meliputi : 

  • Acting : melakukan sesuai untuk klien
  • Mengajarkan klien 
  • Mengarahkan kllien 
  • Mensuport klien 
  • Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang.

Penerapan dalam Keperawatan:

Dalam hal ini teori Orem memberikan dasar bagi perawat untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi perawatan yang sesuai dengan tingkat kemampuan self-care pasien. Ini memungkinkan perawat untuk membantu pasien menjadi lebih mandiri dalam merawat diri mereka sendiri.

Sedangkan tujuan keperawatan pada teori orem’s yang diterapkamn kedalam peraktek keperawatan keluarga atau masyarakat adalah sebagai berikut: 

  1. Menolong keluarga untuk keperawawatan mandiri secara terapetik 
  2. Menolong klien bergerak kearah asuhan mandiri 
  3. Menolong anggota keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami gagguan kesehatan dengan benar. 

Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada teori Orems yang ditepatkan pada praktik keperawatan keluarga &  masyarakat adalah: 

  1. Aspek interpersonal ; hubungan interpersonal di dalam keluarga 
  2. Aspekl sosial : hubungan keluarga dengan masyarakt disekitanya 
  3. Aspek procedural : melatih keterampilan keperawatan dasar pada keluarga.
  4. Aspek teknis : mengajarkan kepada keluarga tetanga dasar yang dilakukan dirumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.

CONTOH KASUS 

Ny. M (48 th) TB : 160 CM, BB : 70 Kg. menikah selama 25 tahun dan janda sejak 6 bulan lalu. Ia seorang perokok,. Sehari menghabiskan 1 ½ bungkus. Ny. M dan suaminya menikmati aktifitas social seperti main brige dan koleksi barang-barang antik. Sejak suaminya meninggal ia tidak lagi melakukan ativitas karena kurangya keinginan / minan. Akhir-akhir ia tidak melakukan latihan secara teratur dan makan fast food selam jam kerja nya dan bekerja 12 jam / hari serta makan hingga larut makan sebelum waktu istirahat. 

Hasil pemeriksaan 

Tanda-tanda vital : TD : 138/86 mmHg, N: 92/Mnt, P:30 x mnt, suhu : 98oF. laboratorium cholesterol dalam darah 280 mg/dl. Dokter menganjurkan ; untuk menurunkan berat badan sekitar 20 kg, tetapi meningkat bahwa dia memiliki pengetahuan yang tidak adekuat tentang dasardasar nutrisi dan tidak mempunyai motivasi untuk menurunkan berat badan, dan diramalkan kemungkinan menderita serangan jantung.

Kategori kebutuhan self care pasien tersebut sebagai berikut: 

  1. Kategori kebutuhan universal self care
    • Makan sampai larut malam, banyak mengkonsumsi lemak
    • Ketidak seimbangan aktivitas dan istirahat serta latihan, berkerja 12 jam / hari
    • Merokok 1 ½ bungkus perhari, mengkonsumsi makanan siap saji
    • Kurang pengetahuan tentang faktor-faktor resiko dan gangguan fungsi kardiovskuler
  2. Ketegori developmental self care
    • Tidak punya suami
    • Kurang aktivitas social
  3. Kategori health deviation 

Resiko terjadi penyakit kardiovaskuler berhubungan dengan kegemukan, perokok peningkatan kolestrol, kurang latihan dan riwayat keluarga

  1. Self care deficit:

Pengetahuan dasar dan gaya hidup Ny. M dapat meningkatkan resiko untuk serangan jantung atau stroke. 

Henderson

Virginia Henderson

Dasar Pemikiran Teori Virginia Henderson:

Dalam hal ini Henderson memandang keperawatan sebagai profesi yang independen yang memerlukan pendidikan tinggi dan penggunaan hasil riset.
Empat konsep utama dalam teorinya adalah keperawatan, manusia, lingkungan, dan kesehatan.

Konsep Utama dalam Teori Henderson:

  1. Keperawatan: Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu, baik yang sehat maupun sakit, hingga pulih atau menjelang ajal jika individu tersebut tidak mampu melakukan aktivitas kehidupannya.
  2. Manusia: Manusia terdiri dari komponen biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Jadi, Henderson mengidentifikasi 14 kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi, seperti:
  • Bernafas secara normal
  • Makan dan minum secara adekuat
  • Eliminasi hasil buangan
  • Bergerak dan mempertahankan postur tubuh yang diinginkan
  • Tidur dan istirahat cukup
  • Memilih pakaian, berpakaian dan membuka pakaian
  • Mempertahankan temperature tubuh dalam batas normal 
  • Memelihara kebersihan tubuh 
  • Menghindari bahaya lingkungan dan menghindari kecelakaan 
  • Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekpresikan emosi , ketakutan, kebutuhan dan pendapat 
  • Beribadah menurut kepercayaannya 
  • Bekerja dalam berbagai cara dan memperhatikan apa yang di capainya 
  • Bemai atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk reaksi 
  • Belajar, mengeksplorasi, guna memenuhi kepuasan dan keingin tahua
  1. Lingkungan: Henderson terinspirasi oleh konsep Florence Nightingale tentang lingkungan. Oleh karena itu, lingkungan dapat berpengaruh positif atau negatif terhadap kesehatan pasien. Lebih lanjut perawat berperan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan membantu pasien beradaptasi.
  2. Sehat: Kesehatan didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan ke-14 kebutuhan dasar secara mandiri.

Hubungan dengan Riset, Pendidikan, dan Praktek Keperawatan:

  • Henderson percaya bahwa pengetahuan keperawatan harus dikembangkan melalui riset. Kembangkan berdasarkan riset 14 komponen perawatan dasar.
  • Henderson mendukung pendidikan keperawatan yang tinggi dan mengembangkan model pendidikan berbasis pengalaman belajar terstruktur.
  • Teori Henderson memiliki implikasi langsung dalam praktik keperawatan profesional, di mana perawat berperan membantu individu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, memberikan perawatan fisik, emosional, sosial, dan spiritual.

Sebagai hasilnya teori Virginia Henderson memberikan dasar penting dalam praktik keperawatan modern dan menekankan pentingnya perawat dalam membantu individu mencapai kemandirian dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Callista Roy

Callista Roy

Teori Calista Roy, yang dikenal sebagai “Adaptation Model of Nursing,” dikembangkan oleh Dr. Sister Callista Roy, seorang perawat dan ilmuwan keperawatan terkemuka. Selain itu, teori ini berfokus pada adaptasi individu terhadap perubahan dalam lingkungan mereka dan menggambarkan peran perawat dalam membantu individu mengatasi perubahan tersebut. Berikut adalah beberapa poin utama dalam teori keperawatan Calista Roy:

Adaptasi sebagai Konsep Sentral:

  • Teori Roy memandang adaptasi sebagai konsep sentral. Adaptasi adalah respons individu terhadap perubahan dalam lingkungan fisik, sosial, atau psikologis mereka.
  • Adaptasi merupakan upaya individu untuk mempertahankan kesejahteraan dan kelangsungan hidup mereka.

Lingkungan:

  • Lingkungan dalam teori ini mencakup segala sesuatu yang memengaruhi individu, termasuk faktor fisik, sosial, budaya, dan spiritual.
  • Lingkungan dapat memiliki dampak positif atau negatif pada adaptasi individu.

Individu:

  • Individu dalam teori ini merujuk pada individu yang memerlukan perawatan keperawatan, seperti pasien atau keluarga.
  • Setiap individu adalah sistem adaptif yang berusaha untuk mencapai keseimbangan dalam respons terhadap perubahan lingkungan mereka.

Kesehatan:

  • Kesehatan dalam teori Roy didefinisikan sebagai sejauh mana individu dapat beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan mereka.
  • Kesehatan tercapai ketika individu dapat mempertahankan keseimbangan adaptasi yang memadai.

Proses dan Fase Adaptasi:

  • Teori Roy menggambarkan proses adaptasi sebagai tahap yang melibatkan stimulasi, persepsi, dan respons.
  • Ada empat tahap dalam proses adaptasi: Stimulus, Persepsi, Penilaian, dan Respons.

Peran Perawat:

  • Pertama perawat memiliki peran penting dalam membantu individu dalam proses adaptasi mereka.
  • Kedua perawat memberikan dukungan, edukasi, dan perawatan yang diperlukan untuk membantu individu mengatasi perubahan lingkungan dan mencapai keseimbangan adaptasi.

Terapikan pada Berbagai Konteks:

  • Teori Roy dapat diterapkan dalam berbagai konteks keperawatan, termasuk perawatan medis, psikiatri, maternal, anak, dan lainnya.
  • Ini dapat membantu perawat memahami dan merencanakan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan individu.

Model Roy Adaptation Model (RAM):

  • Model RAM adalah alat praktis yang digunakan untuk memvisualisasikan komponen teori dalam praktek keperawatan.
  • Ini mencakup diagram yang menggambarkan konsep-konsep seperti stimuli, persepsi, penilaian, respons, dan intervensi perawat.

Seperti yang telah disebutkan, teori keperawatan Calista Roy memiliki pengaruh yang signifikan dalam praktik keperawatan dan penelitian keperawatan. Dalam hal ini menekankan pentingnya perawat dalam membantu individu beradaptasi dengan perubahan lingkungan mereka dan mencapai keseimbangan adaptasi yang memadai.

Tempat Diskusi

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *