Oksigenasi merupakan aspek fundamental yang mendukung kesejahteraan pasien. Teori hierarki kebutuhan dasar manusia yang dikembangkan oleh Abraham Maslow terdiri dari: kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan makanan, kebutuhan eliminasi urine dan defekasi, kebutuhan istirahat tidur, kebutuhan aktivitas, kebutuhan kesehatan temperatur tubuh dan kebutuhan seksual.
Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan dasar yang paling utama dan harus terpenuhi oleh setiap individu. Tanpa pemenuhan yang cukup, risiko kerusakan jaringan otak meningkat. Artikel ini mengeksplorasi peran vital oksigen dalam mempertahankan kesehatan, dengan harapan memberikan wawasan yang mudah dipahami, khususnya bagi perawat dan profesional kesehatan.
Kondisi yang memerlukan kebutuhan Oksigen
Oksigenasi sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh, dan ada beberapa kondisi medis yang memerlukan perhatian khusus terhadap pemenuhan kebutuhan oksigen. Beberapa kondisi tersebut meliputi:
Gangguan Pernapasan:
Penyakit paru-paru seperti asma, bronkitis kronis, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) memerlukan perhatian terhadap oksigenasi.
Cedera Paru-paru:
Trauma atau cedera paru-paru akibat kecelakaan atau penyakit dapat menghambat fungsi oksigenasi.
Penyakit Jantung:
Penyakit jantung seperti gagal jantung dapat menyebabkan penurunan aliran darah dan, akibatnya, pengurangan oksigenasi.
Penyakit Vaskular:
Gangguan pada sistem vaskular, termasuk penyumbatan pembuluh darah, dapat menghambat peredaran darah dan oksigenasi.
Anemia:
Kekurangan sel darah merah atau hemoglobin dalam darah dapat mengurangi kapasitas pengangkutan oksigen.
Operasi atau Trauma:
Pascaoperasi atau cedera serius sering memerlukan pemantauan dan dukungan oksigenasi untuk pemulihan optimal.
Infeksi atau Pneumonia:
Infeksi pada saluran pernapasan seperti pneumonia dapat mengganggu pertukaran gas dan mempengaruhi oksigenasi.
Kondisi Neurologis:
Gangguan neurologis seperti stroke dapat memengaruhi kendali pernapasan dan mengakibatkan penurunan oksigenasi.
Hipoksemia:
Kondisi di mana terjadi penurunan kadar oksigen dalam darah, bisa disebabkan oleh berbagai faktor termasuk gangguan pernapasan atau penyakit paru-paru.
Penyakit Kronis:
Penyakit kronis seperti diabetes atau gagal ginjal dapat mempengaruhi organ-organ vital dan, oleh karena itu, berpotensi mempengaruhi oksigenasi.
Bunyi Nafas Tambahan
Pada kondisi normal, suara pernafasan umumnya terdengan lembut dan tanpa hambatan selama inspirasi dan ekspirasi. Terdapat dua jenis bunyi nafas normal, yaitu vesikuler dan bronkial (terdengar pada area leher dan trakea).
Berikut adalah beberapa bunyi nafas tambahan yang abnormal:
Suara Nafas | Karakteristik | Kondisi Terkait |
Stridor | Suara berderit atau berdesir pada saat inspirasi atau ekspirasi. Suara ini sperti mengorok atau mendengkur. | Penyempitan pada saluran nafas atas, dapat disebabkan oleh obstruksi atau pembengkakan |
Ronchi Basah (crackles) | Terdengar seperti dengkuran atau derak dengan nada rendah. pada inspirasi atau ekspirasi, biasanya diakibatkan adanya lendir pada saluran nafas. | Acute respiratory distress syndrom (ARDS), congestive heart failur (CHF), konsolidasi, interstitial lung desease, edema paru. |
Ronchi kering (Roncus) | Jenis suara yang bersifat berkelanjutan, pitch rendah, sering diebut coarse rattling sound. Ronchi kering mirip seperti wheezing, tapi pada ronchi kering jalan udara lebih besar. | Asma, bronkhitis, bronkospame |
Wheezing | Suara mengi atau nyerit pada inspirasi atau ekspirasi, yang terjadi akibat penyempitan saliran nafas. | Asma, bronkhitis kronis, chronic obstrructive pulmonary desease (COPD) |
Pleural Rub | Terdengar seperti gesekan kasar atau gemeretak saat inspirasi dan ekspirasi. terjadi saat pleura visceral (lapisan luar paru-paru) dan pleura parietal (lapisan dalam dinding dada) mengalami gesekan satu sama lain selama pernapasan. | Pneumonia, TB, efusi pleura |
Pola Nafas
Pola Nafas | Karakteristik |
Dypsnea | Sensasi kesulitan bernapas, seringkali ditandai dengan rasa kekurangan udara. Kondisi ini berkaitan dengan gagal jantung atau penyakit paru. |
Orthopnea | Kesulitan bernafas pada saat berbaring datar (supine), biasanya membaik pada saat posisi duduk atau miring. |
Chyne-Stokes Respiration (CSR | Pola pernapasan siklik dengan apnea, diikuti oleh peningkatan frekuensi dan volume napas |
Bradypnea | Frekuensi pernapasan yang lebih lambat dari normal |
Tachypne | Frekuensi pernapasan yang lebih cepat dari normal. |
Hyperpnea | Peningkatan kedalaman dan frekuensi pernapasan, respons fisiologis terhadap kebutuhan oksigen tambahan. |
Agonal breathing | Pernapasan tidak teratur, terengah-engah, umumnya terjadi pada cedera otak anoksik |
Apnea | Berhenti sementara atau absennya pernapasan. |
Hyperventilation | Peningkatan abnormal dalam frekuensi dan kedalaman pernapasan, sering disebabkan oleh stres atau kecemasan. |
Hypopentilation | Ventilasi yang tidak mencukupi untuk mengeluarkan CO2 yang cukup dari tubuh. |
Kussmaul | Pernapasan dalam, cepat, dan sulit, terjadi pada kondisi asidosis metabolik. |
The biot respiratoy | Pernapasan dalam yang teratur terputus oleh apnea, biasanya disebabkan oleh kerusakan pada pons. |
Apneustik | Inspirasi panjang dan gasping diikuti oleh ekspirasi singkat dan tidak memadai. |
Central neurogenic hyperventilation | hiperventilasi persisten akibat trauma kepala, hipoksia otak, atau perfusi serebral yang tidak memadai, terutama akibat kerusakan otak tengah dan pons atas |
Sample pemeriksaan AGD berasal dari darah arteri, AGD dilakukan untuk mengevaluasi keseimbangan gas dan kadar asam-basa dalam darah. Dengan menggunakan tes ini, kita dapat mengetahui jika terjadinya masalah pada pernafasan, sirkulasi darah, atau proses metabolisme tubuh.
Cara Baca Analisis Gas Darah

- Lihat pH:
Jika nilai pH < 7,35 artinya ASIDOSIS
jika nilai pH > 7,45 artinya ALKALOSIS - Lihat arah perubahan dengan pCO2 dan HCO2
Jika arah perubahan pH berlawanan dengan paCO2 dan HCO2, maka RESPIRATORIK
Jika arah perubahan pH searah dengan HCO2, maka METABOLIK - Tentukan kompensasi
Metabolik:
– Jika metabolik dan pCO2 normal maka tidak terkompensasi
– Jika metabolik dan paCO2 naik maka terkompensasi
Jika pH normal maka terkompensasi penuh
Jika pH belum normal maka terkompensasi sebagian - Respiratorik
– Jika respiratorik dan HCO2 normal maka tidak terkompensasi
– Jika respiratorik dan HCO2 naik maka terkompensasi
Jika pH normal maka terkompensasi penuh
Jika PH belum normal, maka terkompensasi sebagian
Penilaian Oksigenasi AGD
Jika PaO2 <= 60 mmHg menunjukan hipoksemia atu dikategorikan gagal nafas tipe I
Jika hasil tersebut disertai dengan peningkatan PaCO2, maka dikategorikan gagal nafas tipe II
Penghitungan Kebutuhan Oksigen
Untuk menghitung kebutuhan oksigen, kita bisa menggunakan rumus yang umum yaitu:
MV = TV X RR
Keterangan:
MV = Minute Volume
TV = Tidal Volume (6 sampai dengan 8 ml/kg bb)
RR = Respirasi Rate
BB = Berat Badan
Contoh:
Diketahui berat badan pasien 60 kg dengan RR = 30 x/menit
MV = TV X RR
MV = (55 kg X (6 – 8 ml)) X 28
= 10.800 – 14.400 ml/menit
Jadi:
kebutuhan pasien dengan berat badan 60 kg dengan RR 30 x/menit adalah 10.800 – 14.400 ml/menit atau 11 – 14 liter/menit
Jenis Masker Oksigen
Saturasi Oksigen (SpO2) | Jenis Masker | Laju Oksigen (lpm) | FiO2 |
Aliran Rendah | |||
95 – 100 % | Nasal Kanul | 1 2 3 4 5 – 6 | 0,21 – 0,24 0,23 – 0,28 0,27 – 0,34 0,31 – 0,37 0,32 – 0,44 |
Simple Mask | 5 – 6 6 – 10 | 0,30 – 0,45 0,35 – 0,55 | |
85 % – < 90 % Hipoksia sedang (tergantung nilai AGD) | Rebreather Mask | 8 – 12 | 0,40 – 0,70 |
Non Rebreather Mask | 10 – 15 | 0,60 – 0,80 | |
< 85 % | Bantuan ventlasi | ||
Aliran Tinggi | |||
Untuk pasien dengan gangguan pernapasan | Venturi Mask | 4 6 8 10 12 | 0,38 0,31 0,35 0,40 0,50 |
HFNC | Bisa sampai 60 lpm | 0,21 – 1 |
Sumber: Ramdhani, A. N., Rahayu, M. P., Istikarini, I. F., Susiyanti, R., Asih, D. R., & Hanjari, T. R. D. (2016). Buku Saku Praktik Klinik Keperawatan (3rd ed.). Salemba Medika.
Nasal Kanul

Simple Mask

Rebreathing Mask dan Non Rebreathing Mask

Venturi Mask

HFNC

Sumber: Marantuan, R. S. (2022). Bahan Kuliah HFNC (High Flow Nasal Cannula). Diunduh dari: http://repository.uki.ac.id/9665/1/BahanKuliahHighFlowNasalCannula.pdf
HFNC (High Flow Nasal Cannula) merupakan suatu perangkat terapi ventilasi non invasif yang digunakan untuk memberikan oksigen dengan konsentrasi tinggi. Alat ini menggunakan humidifikasi untuk memastikan pengiriman oksigen hingga mencapai 100%, dengan kecepatan aliran mencapai 60 liter per menit. HFNC adalah salah satu bentuk terapi non invasif yang telah mengalami perkembangan dalam beberapa tahun terakhir. Ketika pandemi covid-19, HFNC sering digunakan sebagai pilihan terapi.
Pada Pandemi COVID-19 penggunaan HFNC dilaporkan efektif dalam meningkatkan oksigenasi dan berperan dalam penurun.an tingkat intubasi dini yang berpotensi terkait bahaya seperti sedasi dan perawatan intensif dalam waktu lama (Marantuan, R. S. 2022)
Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat oksigen dalam tubuh dan mengurangi kebutuhan ventilasi per menit pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan. Selain itu, penggunaan HFNC juga memberikan beberapa manfaat, seperti mengurangi sesak napas dan meningkatkan kenyamanan bagi pasien.
Sumber dan Rujukan
Marantuan, R. S. (2022). Bahan Kuliah HFNC (High Flow Nasal Cannula).
Ramdhani, A. N., Rahayu, M. P., Istikarini, I. F., Susiyanti, R., Asih, D. R., & Hanjari, T. R. D. (2016). Buku Saku Praktik Klinik Keperawatan (3rd ed.). Salemba Medika.