Lompat ke konten
Home ยป Patient Safety Goals

Patient Safety Goals

Gambar Patient Safety Goals

patient safety goals atau sasaran keselamatan pasien merupakan bagian penting dari proses perawatan pasien pada saat dirawat di Rumah Sakit yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan yang membahayakan pasien. Patient safety goals juga merupakan salah satu standar penilaian akreditasi Rumah Sakit JCI (Joint Commision International) dan standar akreditasi Indonesia. Saat ini pengembangan patient safety goals  di Indonesia berdasarkan standar JCI edisi ke-7.

Enam Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety Goals)

1. Mengidentifikasi Pasien Secara benar

Dilakukan sebelum melakukan pemberian obat, pemberian diet, tindakan transfusi, pengambilan spesiemen, prosedur invasif, dan yang lainnya yang berhubungan dengan keselamatan pasien.

Kemudian melakuakan pengecekan identitas pasien dengan melihat gelang identitas pasien dengan menanyakan dan validasi nama serta tanggal lahir (minimal dua data yang harus di validasi), kemudian nomor mencocokan nomor register pasien.

2. Melakukan Komunikasi Efektif

proses pertukaran informasi antara dua pihak atau lebih dengan tujuan mencapai pemahaman yang saling dimengerti, untuk menjadi efektif, komunikasi harus jelas, relevan, dan dapat dimengerti oleh penerima pesan. oleh karenanya, Komunikasi terapeutik dilakukan untuk pelaporan nilai kritis pasien dans serah terima pasien menggunakan metode SBAR (Situation, Background, Assesement, Recommendation), dan lain-lain yang berhubungan dengan pasien.

3. Pemberian Obat-Obatan High Alert

Obat-obatan ini seringkali memiliki efek samping yang serius atau potensi untuk menyebabkan dampak yang signifikan jika tidak diberikan dengan benar. yang dimaksud seperti halnya obat-obatan jantung atau obat obatan yang dititrasi (menggunakan syringe pump), cairan elektrolit pekat (NaCl 3%, KCL, dll), Obat LASA (Look Alike Sound Alike),.

Oleh karena itu, bila hendak melakukan prosedur pemberian obat-obatan high alert perlu diterapkannya prinsip pemberian medikasi yang terdiri dari 10 prinsip:

  • Benar obat
  • Benar dosis
  • Benar pasien
  • Benar rute
  • Benar waktu
  • Benar edukasi klien
  • Benar dokumentasi
  • Benar untuk menolak edukasi
  • Benar pengkajian
  • Benar evaluasi.

4. Tepat prosedur subjek dan lokasi operasi

Saat pasien hendak dilakukan prosedur operasi maka harus tepat proses sign-in, intra, dan time-out. Oleh karenanya, selalu melakukan melakukan dan memastikan penandaan pada lokasi yang akan dioperasi dengan marker/penanda.

5. Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit

Tujuan dari proses ini adalah untuk menurunkan infeksi nosokomial/ HAIs (infeksi yang berasal dari lingkungan rumah sakit). Maka pada saat melakukan perawatan pada pasien ada five moment hand hygine (lima waktu tepat cuci tangan) dengan 6 langkah tepat.

Lima waktu penting cuci tangan ( 2 sebelum, 3 setelah):

  • Sebelum kontak dengan pasien
  • Sebelum melakukan prosedur aseptik
  • Setelah terkena cairan tubuh pasien
  • Setelah kontak dengan pasien
  • Setelah kontak dengan lingkungan pasien

Enam langkah Cuci Tangan

Gambar 6 langkah cuci tangan

6. Pengendalian/Menurunkan Angka Cedera Dan Risiko Jatuh

Selanjutnya pengendalian dan menurunkan angka cedera serta risiko jatuh di lingkungan perawatan kesehatan merupakan aspek kritis dalam memberikan perawatan yang aman kepada pasien. Oleh karena itu, memberikan penandaan pada pasien membantu mencegah kesalahan medis, mengoptimalkan keselamatan pasien, dan memastikan koordinasi yang efektif antarpetugas medis.

Berikut Tanda gelang pada pasien:
Kuning: risiko jatuh
Merah: pasien dengan alergi
Ungu: do not resusitation (tidak boleh untuk dilakukan pompa jantung)
Pink: pasien dengan jenis kelamin wanita
Biru: pasien dangan jenis kelamin laki-laki
Abu-abu: pasien dengan implan radio aktif / kemoterapi
Putih: pasien dengan jenis kelamin ganda

Tempat Diskusi

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *